Photoluminescence: Radiasi pada salah satu panjang
gelombang diserap,
biasanya
oleh
suatu padatan, dan dipancarkan kembali pada berbagai panjang gelombang. Bila radiasi yang
dipancarkan kembali tersebut merupakan fenomena yang dapat terlihat maka radiasi tersebut disebut fluorescence atau
phosphorescence.
Cahaya nampak, seperti yang dapat dilihat pada spektrum
elektromagnetik, diberikan
dalam Gambar 1, menyatakan
gelombang yang sempit diantara cahaya ultraviolet (UV) dan energi
inframerah (panas). Gelombang cahaya tersebut mampu
merangsang retina mata, yang menghasilkan sensasi
penglihatan yang disebut pandangan. Oleh karena itu, penglihatan
memerlukan mata yang berfungsi
dan cahaya yang nampak.
Gambar 1. Radiasi yang
Tampak
Definisi dan Istilah yang Umum Digunakan
Lumen: Satuan flux cahaya;
flux dipancarkan didalam satuan unit sudut padatan oleh suatu sumber dengan intensitas cahaya yang seragam
satu candela. Satu lux adalah satu lumen
per meter persegi. Lumen (lm) adalah
kesetaraan fotometrik dari watt,
yang memadukan respon mata “pengamat
standar”. 1 watt = 683 lumens pada panjang gelombang 555 nm.
Efficacy Beban Terpasang: Merupakan iluminasi/terang rata-rata yang dicapai pada suatu bidang kerja yang datar per watt pada pencahayaan umum didalam
ruangan yang dinyatakan dalam lux/W/m².
Perbandingan Efficacy Beban
Terpasang: Merupakan perbandingan efficacy beban
target dan beban terpasang
Luminaire: Luminaire
adalah satuan cahaya yang lengkap, terdiri dari sebuah lampu atau
beberapa lampu, termasuk rancangan
pendistribusian cahaya, penempatan dan perlindungan lampu-lampu, dan dihubungkannya lampu ke pasokan
daya.
Lux: Merupakan satuan metrik ukuran cahaya pada suatu permukaan.
Cahaya rata-rata yang dicapai adalah rata-rata
tingkat lux pada
berbagai titik pada area yang sudah ditentukan. Satu lux setara
dengan satu lumen per meter persegi.
Tinggi
mounting: Merupakan tinggi peralatan atau lampu
di atas bidang kerja.
Efficacy cahaya terhitung: Perbandingan keluaran lumen terhitung dengan pemakaian daya terhitung dinyatakan dalam lumens per watt.
Indeks Ruang: Merupakan
perbandingan, yang berhubungan
dengan ukuran bidang keseluruhan terhadap tingginya diantara tinggi bidang kerja dengan bidang titik lampu.
Efficacy Beban Target: Nilai
efficacy beban terpasang yang dicapai dengan efisiensi terbaik,
dinyatakan dalam lux/W/m².
Faktor
pemanfaatan (UF): Merupakan bagian flux cahaya yang dipancarkan oleh lampu- lampu, menjangkau bidang kerja. Ini merupakan
suatu ukuran efektivitas pola pencahayaan.
Intensitas Cahaya dan Flux
Satuan intensitas cahaya I adalah candela (cd) juga dikenal dengan international candle. Satu lumen setara dengan flux
cahaya, yang jatuh
pada setiap meter persegi (m2) pada lingkaran dengan radius satu meter (1m) jika sumber cahayanya isotropik
1-candela (yang bersinar sama
ke seluruh arah) merupakan
pusat isotropik lingkaran. Dikarenakan luas lingkaran dengan jari-
jari r adalah 4Ï€r2, maka lingkaran dengan jari-jari 1m memiliki luas 4Ï€m2, dan oleh karena itu
flux cahaya total yang dipancarkan oleh sumber 1- cd adalah 4Ï€1m.
Jadi flux cahaya yang dipancarkan oleh
sumber cahaya isotropik dengan
intensitas I adalah:
Perbedaan
antara lux dan lumen adalah bahwa lux berkenaan dengan luas areal pada mana flux menyebar 1000 lumens, terpusat pada satu areal dengan luas satu meter persegi, menerangi meter
persegi tersebut dengan cahaya 1000 lux. Hal yang sama untuk 1000
lumens, yang menyebar
ke sepuluh meter persegi,
hanya menghasilkan cahaya suram 100 lux.
Hukum
Kuadrat Terbalik
Hukum
kuadrat terbalik mendefinisikan
hubungan antara pencahayaan dari sumber titik dan jarak. Rumus ini menyatakan
bahwa
intensitas
cahaya per
satuan luas berbanding
terbalik dengan kuadrat jarak dari sumbernya (pada
dasarnya jari-jari).
E = I / d 2
Dimana:
E
= Emisi cahaya
I
= Intensitas cahaya
d
= jarak
Bentuk
lain dari persamaan ini yang lebih mudah adalah:
E1 d1² = E2 d2²
Jarak
diukur dari titik uji ke permukaan
yang pertama-tama kena
cahaya – kawat lampu pijar jernih,
atau kaca pembungkus dari lampu pijar yang permukaannya seperti es.
Contoh:
Jika seseorang mengukur 10 lm/m² dari sebuah cahaya bola lampu pada jarak
1 meter, berapa kerapatan flux pada jarak setengahnya?
Penyelesaian:
E1m = (d2 / d1)² * E2
= (1,0 / 0,5)² * 10
= 40 lm/m²
Suhu
Warna
Suhu warna dinyatakan dalam skala Kelvin (˚K), adalah penampakan warna dari lampu itu sendiri dan cahaya yang dihasilkannya.
Bayangkan sebuah balok baja yang
dipanaskan secara terus menerus
hingga berpijar, pertama-tama
berwarna oranye kemudian
kuning dan seterusnya hingga menjadi “putih panas”.
Sewaktu-waktu selama pemanasan, kita dapat mengukur suhu logam dalam Kelvin
(Celsius
+
273)
dan memberikan
angka
tersebut
kepada
warna
yang
dihasilkan. Hal ini merupakan
dasar teori untuk suhu warna. Untuk lampu pijar, suhu warna merupakan
nilai
yang
“sesungguhnya”;
untuk lampu
neon dan lampu dengan pelepasan intensitas
tinggi (HID), nilainya berupa perkiraan
dan disebut korelasi suhu warna. Di Industri, “suhu warna” dan “korelasi suhu warna” kadang-kadang
digunakan secara bergantian. Suhu
warna lampu membuat sumber cahaya akan nampak “hangat”, “netral” atau “sejuk”. Umumnya,
makin rendah suhu, makin hangat sumber, dan sebaliknya.
Perubahan
Warna
Kemampuan sumber cahaya merubah warna permukaan
secara akurat dapat diukur dengan baik oleh
indeks perubahan warna.
Indeks ini didasarkan pada ketepatan dimana serangkaian uji warna dipancarkan kembali
oleh lampu yang menjadi perhatian relatif terhadap lampu uji,
persesuaian yang sempurna akan diberi angka 100. Indeks
CIE memiliki keterbatasan, namun
cara ini merupakan cara yang sudah diterima
secara luas untuk sifat-sifat perubahan warna dari sumber cahaya.
JENIS-JENIS SISTIM PENCAHAYAAN
Bagian
ini menjelaskan berbagai jenis dan komponen sistim pencahayaan.
Lampu Pijar (GLS)
Lampu pijar bertindak sebagai ‘badan abu-abu’ yang secara selektif memancarkan radiasi, dan hampir seluruhnya terjadi pada daerah nampak. Bola lampu terdiri dari hampa udara atau berisi gas,
yang dapat menghentikan oksidasi
dari kawat pijar
tungsten, namun
tidak akan menghentikan penguapan. Warna gelap bola lampu dikarenakan tungsten yang teruapkan mengembun pada permukaan lampu yang
relatif dingin. Dengan adanya gas inert, akan menekan
terjadinya penguapan, dan semakin
besar berat molekulnya akan makin mudah menekan
terjadinya penguapan. Untuk lampu biasa dengan harga yang murah, digunakan campuran
argon nitrogen dengan perbandingan
9/1. Kripton atau
Xenon hanya digunakan
dalam penerapan khusus seperti lampu sepeda dimana bola lampunya berukuran
kecil, untuk mengimbangi kenaikan
harga, dan jika penampilan merupakan
hal yang penting.
Gas
yang terdapat dalam bola pijar dapat menyalurkan panas dari kawat pijar,
sehingga daya hantar yang rendah
menjadi penting. Lampu yang berisi
gas biasanya memadukan sekering dalam kawat timah. Gangguan kecil dapat menyebabkan pemutusan arus listrik, yang dapat
menarik arus yang sangat tinggi. Jika patahnya
kawat pijar merupakan akhir dari umur lampu,
hal yang berbeda terjadi untuk kerusakan sekering.
Lampun Halogen
Lampu halogen
adalah sejenis lampu pijar. Lampu ini memiliki kawat pijar tungsten seperti lampu pijar
biasa yang digunakan di rumah, tetapi bola lampunya diisi dengan gas halogen. Atom tungsten menguap dari kawat pijar panas dan bergerak naik ke dinding pendingin
bola lampu. Atom tungsten,
oksigen dan halogen bergabung pada dinding bola lampu membentuk
molekul oksihalida tungsten. Suhu dinding bola lampu menjaga
molekul oksihalida tungsten dalam
keadaan uap. Molekul bergerak kearah kawat pijar panas dimana suhu tinggi memecahnya menjadi terpisah-pisah. Atom tungsten disimpan kembali pada daerah pendinginan dari kawat
pijar – bukan ditempat yang sama dimana atom
diuapkan. Pemecahan biasanya terjadi dekat sambungan antara kawat pijar tungsten dan kawat timah molibdenum dimana suhu turun secara tajam.
Lampu Neon
Lampu
neon, 3 hingga 5 kali lebih efisien
daripada lampu pijar standar dan
dapat bertahan 10 hingga 20 kali lebih awet.
Dengan
melewatkan listrik melalui uap gas atau logam akan menyebabkan radiasi
elektromagnetik pada panjang gelombang tertentu sesuai dengan komposisi kimia dan tekanan
gasnya. Tabung neon memiliki
uap merkuri bertekanan rendah, dan
akan memancarkan sejumlah kecil radiasi biru/ hijau,
namun kebanyakan akan berupa
UV pada
253,7nm dan 185nm.
Bagian dalam dinding
kaca memiliki pelapis tipis fospor, hal ini dipilih untuk menyerap
radiasi UV dan meneruskannya ke daerah nampak. Proses
ini memiliki efisiensi sekitar 50%.
Tabung neon merupakan lampu ‘katode panas’,
sebab katode dipanaskan sebagai bagian dari proses
awal. Katodenya berupa
kawat pijar tungsten
dengan sebuah
lapisan barium karbonat.
Jika dipanaskan, lapisan ini akan mengeluarkan
elektron tambahan untuk membantu pelepasan. Lapisan ini tidak boleh
diberi pemanasan berlebih sebab umur lampu
akan berkurang. Lampu menggunakan
kaca soda kapur yang merupakan pemancar UV yang buruk. Jumlah merkurinya
sangat kecil, biasanya 12 mg. Lampu yang terbaru menggunakan amalgam merkuri, yang
kandungannya sekitar 5 mg. Hal ini memungkinkan
tekanan merkuri optimum berada
pada kisaran suhu yang lebih luas. Lampu ini sangat berguna bagi pencahayaan
luar ruangan karena memiliki
fitting yang kompak.
Lampu Sodium
Lampu sodium tekanan tinggi
Lampu
sodium tekanan tinggi (HPS) banyak digunakan untuk penerapan di luar ruangan
dan industri. Efficacy nya yang tinggi membuatnya menjadi pilihan yang lebih
baik daripada metal halida, terutama bila perubahan warna yang baik bukan
menjadi prioritas. Lampu HPS berbeda dari lampu merkuri dan metal halida karena
tidak memiliki starter elektroda; sirkuit balas dan starter elektronik tegangan
tinggi. Tabung pemancar listrik terbuat dari bahan keramik, yang dapat menahan
suhu hingga 2372˚F.
Didalamnya diisi dengan
xenon untuk membantu menyalakan pemancar listrik, juga
campuran gas sodium – merkuri.
Lampu sodium tekanan rendah
Walaupun
lampu sodium tekanan rendah (LPS) serupa dengan sistim neon (sebab keduanya
menggunakan sistim tekanan rendah), mereka umumnya dimasukkan kedalam keluarga
HID. Lampu LPS adalah sumber cahaya yang paling sukses, namun produksi semua
jenis lampunya berkualitas sangat jelek. Sebagai sumber cahaya monokromatis,
semua warna nampak hitam, putih, atau berbayang abu-abu. Lampu LPS tersedia
dalam kisaran 18-180 watt. Penggunaan lampu LPS umumnya hanya untuk penggunaan
luar ruang seperti penerangan keamanan atau jalanan dan jalan dalam gedung,
penggunaan watt nya rendah dimana kualitas warnanya tidak penting (seperti
ruangan tangga). Walau demikian, karena perubahan warnanya sangat buruk,
beberapa daerah tidak mengijinkan penggunaan lampu tersebut untuk penerangan
jalan raya.
Lampu Uap Merkuri
Lampu
uap merkuri merupakan model tertua lampu HID. Walaupun mereka memiliki umur
yang panjang dan biaya awal yang rendah, lampu ini memiliki efficacy yang buruk
(30 hingga 65 lumens per watt, tidak termasuk kerugian balas) dan memancarkan
warna hijau pucat. Isu paling penting tentang lampu uap merkuri adalah
bagaimana caranya supaya digunakan jenis sumber HID atau neon lainnya yang
memiliki efficacy dan perubahan warna yang lebih baik. Lampu uap merkuri yang
bening, yang menghasilkan cahaya biru-hijau, terdiri dari tabung pemancar uap
merkuri dengan elektroda
tungsten di kedua
ujungnya. Lampu tersebut
memiliki efficacy terendah dari
keluarga HID, penurunan lumen yang cepat, dan indeks perubahan warna yang
rendah. Disebabkan karakteristik tersebut, lampu jenis HID yang lain telah
menggantikan lampu uap merkuri dalam banyak penggunaannya. Walau begitu, lampu
uap merkuri masih merupakan sumber yang populer untuk penerangan taman sebab
umur lampunya yang mencapai 24.000 jam dan
bayangan taman yang
hijaunya terlihat seperti
gambaran hidup. Pemancar
disimpan di bagian dalam bola
lampu yang disebut tabung pemancar. Tabung pemancar diisi dengan gas merkuri
dan argon murni. Tabung pemancar tertutup di dalam bola lampu yang berada
diluarnya, yang diisi dengan nitrogen.
Lampu Kombinasi
Lampu
kombinasi kadang disebut sebagai lampu two-in-one. Lampu ini mengkombinasikan
dua sumber cahaya yang tertutup dalam satu lampu yang diisi gas. Salah satu
sumbernya adalah tabung pelepas merkuri kuarsa (seperti sebuah lampu merkuri) dan
sumber lainnya adalah kawat pijar tungsten yang disambungkan secara seri. Kawat
pijar ini bertindak sebagai balas untuk tabung pelepasan yang menstabilkan
arus, jadi tidak diperlukan balas yang lain. Kawat pijar tungsten digulung
dengan susunan melingkar pada tabung pelepasan dan dihubungkan dalam susunan
seri. Lapisan bubuk fluorescent
diletakkan ke bagian dalam dinding lampu untuk mengubah sinar UV yang
dipancarkan dari tabung pelepas ke cahaya nampak. Pada penyalaan, lampu hanya
memancarkan cahaya dari kawat pijar tungsten, dan selama perjalanan sekitar 3
menit, pemancar didalam tabung pelepas melesat mencapai keluaran cahaya penuh.
Lampu ini cocok untuk area anti nyala dan dapat disesuaikan dengan perlengkapan
lampu pijar tanpa modifikasi.
Lampu Metal Halida
Halida
bertindak sama halnya dengan siklus halogen tungsten. Manakala suhu bertambah
maka terjadi pemecahan senyawa halida melepaskan logam ke pemancar. Halida
mencegah dinding kuarsa diserang oleh logam-logam alkali.
Lampu LED
Lampu
LED merupakan lampu terbaru yang merupakan sumber cahaya yang efisien
energinya. Ketika lampu LED memancarkan cahaya nampak pada gelombang spektrum
yang sangat sempit, mereka dapat memproduksi “cahaya putih”. Hal ini sesuai
dengan kesatuan susunan merah-biru- hijau atau lampu LED biru berlapis fospor.
Lampu LED bertahan dari 40.000 hingga 100.000 jam tergantung
pada warna. Lampu
LED digunakan untuk
banyak penerapan pencahayaan seperti tanda keluar, sinyal lalu
lintas, cahaya dibawah lemari, dan berbagai penerapan dekoratif. Walaupun masih
dalam masa perkembangan, teknologi lampu LED sangat cepat mengalami kemajuan
dan menjanjikan untuk masa depan. Pada cahaya sinyal lalu lintas, pasar yang kuat untuk LED, sinyal lalu lintas
warna merah menggunakan lampu 10W yang setara dengan 196 LED, menggantikan
lampu pijar yang menggunakan 150W. Berbagai perkiraan potensi penghematan
energi berkisar dari 82% hingga 93%. Produk pengganti LED, diproduksi dalam
berbagai bentuk termasuk batang ringan, panel dan sekrup dalam lampu LED,
biasanya memiliki kekuatan 2-5W masing-masing, memberikan penghematan yang
cukup berarti dibanding lampu pijar dengan bonus keuntungan masa pakai yang
lebih lama, yang pada gilirannya mengurangi perawatan.